Hot Isu

Kabar Desa

Kabar Lainnya

PAHLAWAN DI DESA TIPARKIDUL

 



Perang itu gampang. Dari perang mulut sampai menciptakan perang yang melibatkan alat-alat canggih. Ejekan, sindiran, ketersinggungan, atau keinginan untuk meluaskan jajahan menjadi motivasi bagi terjadinya peperangan. Dari perang macam itu, akan didapat pihak yang kalah dan menang. Yang kalah terjajah, sedang yang menang merajalela untuk berbuat adigang dan adigung, sopo siro sopo ingsun.Sketsa macam itu hari-hari ini kita saksikan di kampung-kampung, untuk menyambut hari kemerdekaan 17 Agustus. Itu sebuah refleksi dari kisah lama terbebasnya sebuah negeri dari dominasi asing. Ketertindasan digambarkan dengan amat dramatis. Tapi perang berdarah dengan korban jiwa diuntai dengan amat simpel, malah tanpa nalar dan tanpa greget. Tercabutnya nyawa dari raga diekspresikan sederhana. Ringan-ringan saja, dengan parodi yang mengundang gelak tawa. Tidak ada ketakutan, apalagi erangan yang menyakitkan. Dokumentasi Akihiro Takahashi, gadis cilik telanjang dengan tangis menyayat tatkala bom atom Amerika dijatuhkan di Hiroshima tahun 1945 tak tampak dalam sketsa peperangan di Indonesia pada tahun sama. Malah dalam lukisan Sokieb, para pejuang itu digambarkan dengan sangat heroik. Mereka maju pantang mundur menghadang meriam, samurai, dan senapan para penjajah. Ketika penulis tanya pada pelukisnya tentang keaslian adegan itu, maka sang teman yang sudah almarhum itu menjawab, itu didasarkan cerita yang berkembang dari mulut ke mulut. Apa betul perang kita melawan Belanda, Jepang dan sekutu memang seheroik itu?

Tidak semua pahlawan yang disebut pahlawan melakukan perang untuk membela dan memperjuangkan negara, benar?? Untuk mereka yang membantu seseorang yang sedang kesusahan juga bisa disebut dengan pahlawan.

Pahlawan di Desa Tiparkidul adalah semua warga Tiparkidul yang sudah ikut berpartisipasi dalam membangun Desa Tiparkidul untuk lebih berkembang dan lebih maju dalam aspek melayani warganya dan dalam aspek membangun desa agar lebih baik lagi. Semua warga yang berpartisipasi dalam kepentingan desa yang bersifat baik adalah pahlawan desa tiparkidul, terutama  para aparat desa yang sudah melayani warga di desa tiparkidul dengan baik.

Tingkatkan Perekonomian Masyarakat Desa, Warga Tiparkidul Gelar Pasar Tradisional




 
Warga Tiparkidul, Kec Ajibarang, Kab. Banyumas mengadakan pasar tradisional sebagai bentuk usaha pengembangan lewat bisnis perdagangan.

Pasar tradisional ini digelar bertujuan untuk mengenalkan kembali adat dan kearifan lokal yang ada dalam masyarakat.

"Kenapa kita lebih memilih pasar tradisional? Selain membantu masyarakat menambah penghasilan. Kita juga mengenalkan kepada generasi sekarang bahwa kita masih mempunyai makanan khas ala masyarakat desa. Dimana hal itu patut untuk mempertahankan kearifan lokal yang ada juga,” ujar Palung selaku Kepala RW 3 Desa Tiparkidul.

Pasar tradisional ini telah digelar selama 3 kali setiap Minggu pagi. Dimulai dari pukul 06.00 – 10.00 WIB.

Untuk keselamatan bersama, pembeli maupun penjual wajib menerapkan protokol kesehatan.

Hal yang unik dari pasar ini adalah transaksinya diwajibkan menggunakan koin, bukan uang kertas seperti biasanya.

Satu koin tersebut dibandrol dengan harga Rp2.500.

Ragam makanan yang dijual di pasar ini meliputi sega regem, sega kathok, gembus kluncur, lemes ndower, oyek gembrujug, cimplung kecemplung, tubruk susu, clebek gutheng dan lain sebagainya.

Lokasi pasar ini terbilang strategis, yakni berlokasi ditempat yang masih ditumbuhi pohon pohon rindang serta lahan yang luas. 

"Bagus. Wahana yang jarang. Pasar rakyat yang merakyat. Salah satu penggerak ekonomi rakyat,” kata Haryono, salah satu pengunjung pasar tradisional.***

WAGA TIPARKIDUL ANCAM TUTUP TPA

TPA tipakidul dan sekitarnya


BANYUMAS- Warga Desa Tiparkidul, Kecamatan Ajibarang mengancam akan melakukan penutupan permanen terhadap aktivitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tiparkidul. Hal itu disampaikan dalam surat somasi I dan II yang dikirimkan kepada Pemkab Banyumas.


Koordinator Forum Silaturahmi Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup (FSMPLH) Tiparkidul, Suyoto Bayu Wijaya mengatakan setelah mengirimkan surat somasi pertama tertanggal 6 Agustus, FSMPLH mengirimkan surat somasi kedua yang dibuat 20 Agustus lalu.


Sebagaimana surat somasi pertama, dalam surat kedua tersebut warga tetap menuntut Pemkab Banyumas segera menutup total aktivitas TPA Tiparkidul dan mengembalikan fungsi lingkungan sebagaimana semula.


Selain itu Pemkab juga diminta menghentikan pembangunan hanggar pemilah sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). ”Warga juga meminta Pemkab membongkar hanggar pengelolaan sampah yang sudah berdiri di dekat jalan kabupaten di arah Grumbul Tanjungsari,” jelasnya.


Tuntutan itu diminta dipenuhi selambat-lambatnya tujuh hari setelah surat somasi tersebut dibuat. Apabila sampai dengan tenggang waktu tersebut belum dipenuhi maka warga akan melaksanakan upaya hukum. Upaya hukum yang akan dilaksanakan adalah mengajukan gugatan baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).


”Kami berharap segera ada tanggapan dari Pemkab Banyumas untuk mengabulkan tuntutan warga ini. Karena jika tidak, warga akan kembali turun,” katanya. Menanggapi surat somasi pertama dari FSMPLH, Pemkab Banyumas juga mengirimkan surat jawaban atas tuntutan warga Desa Tiparkidul.


Dalam surat yang bertanda tangan Pj Bupati Banyumas Budi Wibowo tertanggal 16 Agustus tersebut diterangkan keberadaan TPATiparkidul telah diatur dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 tahun 2011 tentag Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyumas Tahun 2011- 2031 sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas yang secara sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan.


Untuk meminimalisasi dampak negatif keberadaan TPA, Pemkab melalui Dinas Lingkungan Hidup serta dinas terkait telah melakukan upaya penanganan komprehensif. Upaya penanganan dampak itu antara lain, penutupan sampah dengan terpal dan penyemprotan mikroorganisme lokal secara berkala untuk menghilangkan bau busuk.


Pemberian bantuan sosial untuk warga pemilik kolam dan lahan pertanian terdampak dan pembangunan kolam lindi, talud, dan drainase, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta hanggar pemisah sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu.


Adapun anggaran pembangunan kolam lidi, talud, drainase dan IPAL akan dianggarkan dalam perubahan APBD 2018 sedangkan proses pembangunan hanggar sudah dilaksanakan dan ditargetkan bisa beroperasi akhir 2018

TIPAR KIDUL

 PABRIK SEMEN, PABRIK KAYU, TPA, BONG CHINA


gambar balai desa tipar kidul

Satu Keluarga Pemudik Positif Covid-19, Desa Tipar Kidul Banyumas Diisolasi



 Tiga pasien Covid-19 di Desa Tipar Kidul, Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas masih memiliki hubungan keluarga.

Mereka adalah seorang ibu, seorang anak, dan satu orang kerabat dekat.

Ketiganya merupakan pemudik yang datang dari Jakarta.

Menindaklanjuti hal itu, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, mengisolasi satu kampung di Desa Tipar Kidul, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

Hal itu menyusul adanya tiga orang pemudik dari Jakarta di desa tersebut yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19).

"Hari ini yang positif tambah satu orang di Tipar Kidul. Kemarin sudah ada dua orang, sehingga langsung dilakukan pembatasan sosial secara ketat," kata Bupati Banyumas Achmad Husein di kompleks Pendapa Sipanji Purwokerto, Senin (8/6/2020).

Pembatasan sosial tersebut, kata Husein diberlakukan sejak Minggu (7/6/2020) malam.

Pembatasan sosial bertujuan untuk menghindari penyebaran yang lebih luas.

Pasien pertama yang terkonfirmasi positif yaitu seorang perempuan berusia 26 tahun (sebelumnya, Achmad Husein menyebut pasien perempuan dengan usia 71 tahun).

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan, ketiga pasien positif Covid-19 yaitu seorang ibu, anak dan seseorang yang masih memiliki hubungan keluarga.

Sebelumnya, sebuah kampung di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas juga diisolasi.

Hal itu menyusul adanya seorang warga perempuan berusia 71 tahun (sebelumnya Achmad Husein menyebut usia 26 tahun) yang positif Covid-19.

Berdasarkan data terbaru di laman covid19.banyumaskab.go.id terdapat 67 pasien positif.

Rinciannya, 53 orang sembuh, 11 orang dirawat dan tiga orang meninggal dunia. (*)

Dikutip dari laman tribunnews banyumas

Pagi-Pagi Warga Tipar Kidul Ketakutan. Ada Apa?


Jumat (21/2) pukul 07.30, warga Desa Tipar Kidul Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas ketakutan setelah seekor monyet ekor panjang masuk pemukiman warga. Warga takut jika monyet tersebut bisa menyerang hingga melukai karena baru pertama kali ada kejadian tersebut.

Sekretaris Desa Tipar Kidul, Sarip menjelaskan, kejadian tersebut berawal dari warga lingkungan Rt 03 Rw 04 dikagetkan dengan suara keras di bagian atap rumah. Setelah dilihat ternyata ada monyet di atas atap tersebut.

“Warga berusaha mengusir dengan melempar batu. Namun monyet malah berpindah tempat dari atap rumah warga. Sehingga warga ketakutan. Takut monyet turun dan menyerang karena mengusir dengan melempar batu,” jelasnya.

Sampai pukul 08.30, monyet ekor panjang masih berada di pemukiman warga dan mulai berpindah ke lingkungan TK Diponegoro. Di sekolah tersebut, warga sempat memotret monyet yang berada di atas atap. Sampai pukul 09.00, monyet lari dari area sekolah dan pemukiman warga.

“Pukul 09.00 sudah tidak terlihat. Tidak tahu lari kemana. Tapi kejadian ini baru pertama kali terjadi, ada monyet masuk pemukiman. Mungkin monyet dari wilayah Cikakak yang kesasar masuk ke Tipar Kidul walaupun jaraknya sampai 10 kilometeran,” pungkasnya.